Dulu Viral, Kini Terlupakan: Nasib Tragis Wisata Alam di Jombang
August 1, 2025
0
Pernah viral dan ramai dikunjungi wisatawan, sejumlah destinasi alam di Jombang kini seolah hilang ditelan waktu. Kedung Cinet dan Goa Jepang, dua tempat yang sempat jadi primadona, kini
Pernah viral dan ramai dikunjungi wisatawan, sejumlah destinasi alam di Jombang kini seolah hilang ditelan waktu. Kedung Cinet dan Goa Jepang, dua tempat yang sempat jadi primadona, kini sepi tanpa jejak pengunjung. Padahal, keduanya sempat membawa harapan baru bagi geliat pariwisata di Kabupaten Jombang, khususnya di wilayah yang minim destinasi wisata unggulan. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
Kedung Cinet: Begitu Viral, Tapi Tak Bertahan Lama
Source ( Gmaps / Lya Martha )
Kedung Cinet di Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, dulunya menjadi primadona wisata alam di Jombang Utara. Sekitar tahun 2015-an, tempat ini gempar di sosial media berkat panorama “Grand Canyon mini” yang memadukan sungai dengan arus deras dan tebing bebatuan cadas yang menawan. Banyak pengunjung lokal dan luar kota rela membayar parkir Rp 2.000 per motor demi sekadar foto atau bermain air di kawasan hutan jati milik Perhutani.
Namun di balik pesonanya, Kedung Cinet menyimpan risiko fatal. Aliran sungai yang deras ditambah bebatuan licin memicu sejumlah kecelakaan, termasuk beberapa kasus tenggelam. Salah satu peristiwa yang mengundang sorotan nasional adalah kematian seorang bocah berusia 12 tahun yang diduga sebagai korban pembunuhan, bukan sekadar kecelakaan alami. Sejak kejadian tersebut, Perhutani memutuskan menutup objek ini secara resmi pada Desember 2019, menyusul evaluasi yang menyatakan lokasi belum aman dan belum memperoleh izin resmi sebagai destinasi wisata.
Kini Kedung Cinet hanya menyisakan plang peringatan dan akses bebas tanpa pengelolaan. Meskipun masuk ke area hutan masih bisa dilakukan secara individual, pengunjung kini berada di luar. Penutupan permanennya tidak hanya menghapus satu-satunya destinasi alam di utara Jombang, namun juga menjadi pelajaran pahit bahwa viralitas tanpa pengelolaan berkelanjutan bisa membawa bencana.
Goa Jepang: Menyimpan Sejarah, Tapi Sepi Tanpa Pengelolaan
Source ( Gmaps / brans li )
Terletak di Alas Gedangan, Kecamatan Mojoagung, Gua Jepang adalah situs peninggalan Jepang masa penjajahan. Konon sudah digunakan sebagai bunker atau penyimpanan senjata oleh tentara Jepang. Ditemukan oleh Perhutani, gua ini sempat menjadi tujuan wisata karena menawarkan kombinasi nuansa alami dan nilai sejarah menarik.
Saat masa kejayaannya, terutama pada hari libur, ribuan pengunjung datang untuk mengeksplorasi area hutan jati, spot foto motif bunga matahari, dan sarang burung buatan. Harga tiket dan parkir yang murah — parkir Rp 5.000 dan tiket masuk Rp 2.000 per orang — turut mengundang antusiasme wisatawan lokal dan pelancong dalam Jombang.
Namun sejak 2022, suasana Gua Jepang berubah drastis. Kini hanya tersisa papan nama wisata, tanpa fasilitas pendukung. Gua utama dan spot luar hanya menjadi background foto, bukan destinasi berjalan yang bisa dijelajahi aman. Tidak ada pengelolaan, perizinan belum jelas, dan akses jalan kaki yang sulit membuat minat pengunjung menurun drastis.