Desas-desus Pemilu 2024 sudah dimulai pada Juni 2022 lalu, semua partai politik mulai bersiap diri untuk menghadapi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara serentak untuk meninjau lebih lanjut kesiapan partai dalam pemilu mendatang. Kepala Pusat Riset Politik memberikan argumen menjelang Pemilu 2024, partai politik akan menghadapi berbagai tantangan antara lain, bagaimana partai politik melakukan rekrutmen dan seleksi calon anggota legislatif, melakukan seleksi calon presiden, juga upaya partai politik menarik simpati pemilih.

Para Partai harus mempunyai kesiapan yang maksimal dengan harapan dapat menghasilkan calon anggota legislatif dan calon presiden yang nantinya bisa bersaing pada Pemilu 2024. Serangkaian agenda partai politik tersebut memerlukan konsolidasi internal partai agar partai politik bisa menatap peluang akan target pencapaiannya pada Pemilu 2024.

Sejauh ini partai politik mulai melakukan berbagai konsolidasi internal. Konsolidasi ini diperlukan untuk menghadapi tahapan-tahapan pemilu, seperti halnya dalam pendaftaran peserta pemilu, pendaftaran calon anggota legislatif. Beberapa partai politik juga telah mulai membuka rekrutmen untuk mendapatkan calon-calon anggota legislatif yang sesuai dengan visi dan perjuangan partai. Persiapan yang lebih awal ini bisa memberi nilai positif karena partai akan memiliki waktu yang cukup untuk melakukan proses seleksi agar lebih matang.

Selain itu, partai sejauh ini juga melakukan pemetaan akan arah penggabungan beberapa Partai untuk bekerja sama. Pertemuan antar partai politik sejauh ini adalah gambaran partai untuk mencoba melakukan penjajakan koalisi. Dengan intensitas pertemuan partai diharapkan bisa menemukan potensi kesamaan platform dan agenda koalisi sehingga tidak semata pada kepentingan pragmatis.

Politik saat ini masih dalam proses perkembangan dalam menghadapi sejumlah tantangan perbaikan agar bisa menjaga dan meningkatkan demokrasi di Indonesia, tantangannya adalah memperbaiki kinerja lembaga-lembaga demokrasi. Seperti mendorong pelembagaan Partai politik. Sebagai salah satu instrumen penting demokrasi, melalui pelembagaan partai politik akan mendorong konsolidasi demokrasi. Pelembagaan partai akan mendorong partai bekerja sebagaimana fungsi dan peran partai.

Partai Politik dilembagakan dengan harapan dapat meminimalkan potensi penguasaan, mengatur dan memerintah sehingga dapat mengelola konflik internal partai ketidaktergantungan partai pada figur tertentu, dan bisa menerjemahkan ideologi atau platform partai di masyarakat. Perbaikan institusi demokrasi seperti ini diharapkan akan juga mendorong konsolidasi demokrasi di Indonesia, agar demokrasi tidak mengalami kemunduran.

Di era modern ini, partai politik harus mampu beradaptasi terhadap perkembangan teknologi, karena teknologi mampu membantu partai dalam melaksanakan fungsinya menjadi lebih baik. Tetapi disamping itu proses adaptasi politik terhadap perkembangan teknologi diharapkan dapat mendorong kegiatan media komunikasi dan sosialisasi para Partai politik yang lebih massif untuk menjangkau pemilih, pemetaan isu dan kebijakan yang berbasis digital, pendataan kader maupun anggota partai, pemanfaatan teknologi dalam melakukan rekrutmen dan seleksi kandidat, dan juga melakukan kerja –kerja berbasis prinsip akuntabilitas kepada pemilih maupun simpatisannya. Terdahap itu para Partai perlu menyiapkan agenda untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia internal dengan melalui kegiatan kaderisasi dan pendidikan politik.

Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada kader dan pengurus partai adalah penyampaian yang intensif secara langsung untuk membentuk mindset mereka agar memiliki loyalitas dan integritas kepada partainya. Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi kepada masyarakat dapat berupa penyampaian secara langsung maupun tidak langsung. Namun pada praktiknya, penyampaian materi lebih sering dilakukan secara tidak langsung, misalnya dengan menggunakan media massa sebagai perantara.

Salah satu lembaga riset di Indonesia mengkaji tentang sebab dan dampak konflik perpecahan internal partai bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal dan berdampak pada kohesi atau soliditas partai. Kajian lain adalah tentang personalisasi partai politik di Indonesia, kajian ini memperlihatkan bahwa partai politik di Indonesia menghadapi persoalan kecenderungan personalisasi. Kajian ini melihat tentang seleksi kandidat untuk arena legislatif dan seleksi kandidat untuk arena pemilihan presiden. Kajian juga memperlihatkan upaya membangun koalisi yang dilakukan partai untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden.

Untuk mewujudkan pemilihan umum yang demokratis diperlukan sebuah system yang mendukung bahwa setiap perubahan dalam satu bagian dari system itu mempengaruhi system lainnya, dan system itu bekerja dalam suatu lingkungan yang lebih luas dan ada pembatas antara system dengan lingkungannya dan system ini mengandalkan interaksi yang akan berdampak pada lingkungan tersebut. sistem pemilihan umum tidak hanya dimaknai dengan suatu teknis penghitungan suara terhadap pilihan rakyat dalam rangka menentukan pemimpinnya. Itu hanyalah salah satu komponen dari sebuah system pemilihan umum. Dengan demikian, kita dapat mengartikan bahwa sistem pemilihan umum adalah suatu bentuk ketergantungan dan interaksi antara semua bagian-bagian atau komponen-komponen dalam proses pemilihan umum. Jika dilihat dari unsur-unsur yang diperlukan dalam pemilihan umum adalah objek pemilu, yaitu warganegara yang memilih pemimpinnya, sistem kepartaian atau pola dukungan yang menjadi perantara antara pemilik suara dan elite atau para pejabat public dan sistem pemilihan (electoral system) yang menerjemahkan suara-suara menjadi kursi jabatan di parlemen ataupun pemerintahan.